Jumat, 07 November 2014

Perokok Berat Ngomongin Bahaya Rokok

Hoaaammmm....
Siang-siang kayak gini enak banget kalau tidur, ditemani para mantan dalam satu selimut tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh. Duh, jadi horni sendiri gue. :p

Bentar-bentar, gue mau nyapa para blogger yang budiman nih. Selamat siang, selamat menjalani panasnya terik matahari, dan selamat buat lo yang telah berhasil membaca postingan gue yang ini. Ditemani 3 bungkus rokok (2 Marlboro dan sebungkus Gudang Garam Surya), gue akan ngomongin bahaya rokok dari pandangan softlens gue. #Wenak

Pastinya dan mungkin kalian bertanya-tanya dan banyak heran, gue seorang perokok berat, ngomongin bahaya rokok! Mungkin itu yang ada di benak kalian. Ibaratnya, seorang anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tugasnya nangkepin pejabat-pejabat yang korupsi, kok malah dia korupsi sendiri. Yang lebih aneh lagi, dia yang korupsi, dia yang nangkep sendiri. *geleng kepala* Ya mungkin itu analogi seorang perokok berat ngomongin bahaya rokok.

Tapi ada benarnya juga seorang perokok berat memberi informasi pada khalayak mengenai bahaya rokok. Gue udah berkecimpung di dunia rokok dan mengetahui seluk beluk akibat dari rokok yang gue hisap setiap harinya. Karena alasan itulah, informasi yang bakal gue share, pastinya bukan berita boong dan juga bukan berita yang gue kopas dari media lain. Sekarang gini, bagaimana seseorang bukan perokok bahkan sama sekali nggak pernah ngicipin rokok, tiba-tiba dengan lantang gembar-gembor kalau rokok itu bahaya, bisa bikin impoten dan lain-lain? Oke, dia bisa dapat pengetahuan itu dari pengalaman orang lain. Tapi apakah pengalaman orang lain yang diceritakan sama dengan rasa sakit yang dia rasakan? Oleh karena itu, gue seorang perokok berat, berani ngomongin bahaya rokok. *yeah*

Oke, langsung aja gue tulis beberapa bahkan--kalau mugkin gue males--cuman satu yang gue tulis apa akibat dari rokok.

Bahaya rokok yang pertama adalah semua yang ditulis di kemasan luar rokok. Dari merokok dapat menyebabkan kanker, impotensi, gangguan kehamilan dan janin, sampai kemasan rokok yang baru dengan gambar-gambar menyeramkan. Atau mungkin bagi kalian yang berada di luar negeri akan ada peringatan seperti ini di kemasan rokok " goverment warning : smoking killed" (kalau gak salah tulisannya kek gitu). Itu bahaya yang pertama.

Bahaya rokok yang kedua adalah ngabisin uang. Apalagi kalau kita lagi kumpul-kumpul, bisa-bisa 2 s/d 3 bungkus rokok ludes dalam sekali duduk. Bayangkan kalau uang buat beli rokok kita tabung, pastinya setahun ke depan hasil tabungan itu bisa kita buat naik haji dan ngelamar anak pak kepala desa. 8D

Dan bahaya yang terakhir yang bisa gue tulis adalah lo akan mudah akrab dengan seseorang yang sebelumnya belum lo kenal hanya dengan rokok. Contohnya gue sendiri.

Waktu itu gue sedang perjalanan naik bus Surabaya - Semarang. Gue ambil kursi yang yang sebelah kanan ( yang tertata tiga-tiga itu loh). Di kursi tersebut udah ada penumpang bapak-bapak yang lagi tertidur pulas. Mungkin korban hipnotis, atau mungkin cara yang digunakan bapak ini biar kalau ada pengamen nggak dimintai uang receh.

Gue duduk dengan tenang tanpa ada rasa curiga apapun, tentunya gue juga tetep berjaga. Namanya juga tempat umum, hal-hal yang di luar rencana kita pasti sering terjadi. Selang beberapa saat si bapak terbangun dengan iler yang menghiasi bibir dan ada yang netes di kemejanya. Mengetahui ada iler yang muncrat, si bapak dengan sigap mengusap ilernya. Gue hanya ngelirik kecil kekonyolan bapak tersebut.

Setelah iler telah hilang sirna, si bapak mengeluarkan sesuatu dari dalam saku kemejanya. Gue tenang-tenang aja, kalau toh si bapak berniat jahat, paling-paling cuman pisau. (Jiah). Namun bukan pisau atau benda lain yang bisa digunain buat ngerampok, tapi sebungkus rokok 234 (baca: djisamsoe). Setelahnya, tangan si bapak ini menjulur ke arah gue seraya berkata "rokok nak!". Duh, gue jadi terharu bukan main terhadap sikap bapak ini yang heroik (apa coba?). Udah gue bilang konyol eh malah nawarin gue rokok. Semenjak tawaran itu bergulir, gue pun jadi akrab dengan bapak yang gue sama sekali nggak kenal. Dan perjalanan gue pun dihabiskan dengan menghabiskan rokok si bapak tersebut. Hehehe.

Itulah bahaya rokok menurut gue pribadi, seorang perokok berat. Sebenarnya yang nomor 3 nggak bisa dibilang bahaya. Tapi mungkin juga bisa menjadi bahaya besar kalau memang tawaran rokok dari orang yang gak kita kenal hanya modus. Atau mungkin, rokok yang dia tawarkan udah ada obat tidur atau semacamnya. Bisa jadi yang lebih mainstream lagi, dalam rokoknya udah ada racun tikus? (Emang gue cowok apaan kok sampai diracun pake racun tikus). Jadi intinya berhati-hatilah! :)

So, itulah bahaya-bahaya rokok dari softlens mata gue. Mungkin pemikiran lo berbeda dengan apa yang telah gue utarain, dan itu tak apa. Akan lebih baik, jika pemikiran lo yang berbeda itu, lo share lewat kolom komentar. Itung-itung bagi pengalaman gitu, dan juga itung-itung lo sebagai pengunjung yang bijak dari blog gue ini. Hehehe. [] masupik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))