Aku teringat suatu gambar milik salah seorang temanku yang dipajang sebagai display picture bbm. Dalam gambar tersebut tertulis, “Jangan pernah menyakiti hati penulis, atau selamanya kau akan terkenang dalam karyanya”. Kalimat itu dengan sengaja kukutip karena kau telah menyakiti hatiku, Himalaya. Di sini, bukan berarti aku seorang penulis. Bangsat betul jika aku berani melabeli diriku penulis. Aku hanya mengutip
Tapi bukan rasa sakit yang akan kuceritakan kali ini. Aku hanya
ingin mengingat peristiwa demi peristiwa yang terjadi. Dari dulu sampai
sekarang, sampai tulisan ini selesai, peristiwa demi peristiwa masih tergambar
jelas di ingatanku. Bahkan seperti peristiwa itu barusan terjadi, masih hangat;
harum; tapi menyakitkan.
Banyak peristiwa yang terjadi. Dari kau mengirimkan pesan
yang berisi kejujuran hatimu, kau yang dengan sangat lembut menolakku, sampai
saat ini aku tak bisa menjangkaumu. Himalaya, sebutan itu cocok untukmu
sepertinya. Dan semua peristiwa itu, kurangkum atau lebih tepatnya terangkum atau
yang paling tepat tergambar di dalam 3 lagu berikut ini.
Bunga oleh Bondan ft. Fade To Black
Sumber : Google.com |
H, apakah kamu ingat semasa SMA dulu? Kita tak pernah satu
sekolah, tapi masih sama. Sama-sama sering bercerita. Ah, terlalu lebay, aku
yang sebenarnya masih ingin mendengar ceritamu. Aku akan selalu mendengar
ceritamu sampai kamu lelah, haus, dan aku adalah orang pertama yang akan
menawarimu segelas air putih. Ah, aku terlalu terobsesi. Itu sebutan yang tepat
sepertinya.
H, kau ingat, aku pernah mengirimkan sebuah link download. Tenang,
bukan link bokep kok. Hanya sebuah lagu padamu lewat pesan Facebook. Saat itu
aku berharap agar kamu mengunduh file tersebut. Supaya kamu tahu, aku ada di
dalam lagu itu. Tepatnya, lagu itu sangat mewakili perasaanku padamu. Meskipun
aku sendiri tak tahu, apakah kamu telah mengunduh file tersebut sesuai isi
pesan yang kukirimkan padamu. Atau kau hanya melihat dan membaca pesanku tanpa
ada tindakan. Itu terserah, kaulah ratunya.
H, kini akan kuceritakan padamu, tentang lagu yang pernah
menjadi harapanku agar kamu mau mendengarkan dan berubah fikiran lantas
mencintaiku. Lagu itu adalah Bunga. Kau tahu, lagu itu dinyanyikan oleh
penyanyi cilik yang dulu terkenal dengan lagu si Lumba-lumba. Mungkin kamu tahu
siapa dia. Benar sekali, Bondan. Prakoso. Mungkin kamu tak pernah tahu lagu
itu, tapi aku sangat tahu. Sini, dengan teman nasi lodeh seharga lima ribu,
akan kunyanyikan padamu.
H, kenapa lagu itu? Mungkin kamu akan bertanya seperti itu. Entahlah,
setiap lirik yang kudengar sepertinya benar-benar menggambarkan perasaanku saat
itu. Benar-benar pas momennya pada saat itu. Sangat tepat untuk didengarkan
karena seperti itulah yang terjadi padaku. Atau, atau mungkin aku yang masih
ABG dulu itu terlalu serius menanggapi sebuah lagu? Entahlah. Yang jelas aku
suka padamu tapi tak pernah berani untuk mengucapkan dihadapanmu. Oke fine, aku
pengecut.
“…
ingin sekali ku
katakan "aku suka padamu"
namun cinta ini
siksa jika ku gak ada kamu
hendak jiwa kan
mengikatmu di sisi
namun berat tuk
mengucap, cukup untuk kukagumi
a b c d, ku harap
kau mengerti
semua ini bukan
cerita narasi deskripsi
hanya perasaan suka
namun sulit hati berkata
bukan fiktif,
sedikit naif, hanya sebuah realita
cinta ini derita, ku
harap kau juga merasa
apa yg kurasa tanpa
banyak tanda tanya
rasa ini fakta,
selektif bukan posesif
ku tak ingin
berdusta, ku cinta kau bunga
…”
Lonely Day oleh System Of A Down (S.O.A.D)
Sumber : Google.com |
H, kudengar kau akan melanjutkan pendidikanmu di luar
negeri. Benarkah itu yang akan terjadi? Sepertinya benar. Tak perlu diragukan
lagi, kamu memang pantas. Tapi, apakah aku boleh mengajukan satu permintaan
padamu? Piliihlah Amerika sebagai tempat selanjutnya untuk pendidikanmu.
Lantas, ketika telah bersantai dan akan jalan-jalan, sebelum memakai mantel
tebal karena saat itu Amerika sedang musim dingin, bukalah google dan carilah
nama ini : Serj Adam Tankian. Siapa dia? Dia gitaris band System Of A Down.
Kebangsaan Armenia yang memperkenalkan lagu-lagunya di negeri Paman Sam. Bukan
aku sok tahu, tapi google telah membantuku. Wikipedia menyediakan segalanya.
Jika bosan, Youtube siap menghibur.
“…
Such a lonely day
And it's mine
The most loneliest day
of my life
…”
H, harusnya kamu juga mendengarkan lagu ini. Bait demi
baitnya sangat sedih. Bukan berarti aku suka lagu bertemakan kesedihan. Yang
kusuka dari lagu ini adalah meskipun ini lagu tentang kesedihan, tapi tak
cengeng. Tak seperti lagu sendu lainnya. Yang sering kali vokalisnya sampai
menangis, mengharu biru, bahkan sampai bermandikan air mata. Tapi bukan lagu
ini. Hanya perlu diam. Diam adalah cara paling kejam dan bernas menanggapi
kesedihan. Saat kesedihanmu mencapai puncak, dan saat itu tertuang beribu cara
meluapkan rasa sedih itu. Dari marah, bete, alkohol, sampai bunuh diri. Tapi pada
saat itu, kamu memilih diam. Kejam sekali bukan?
H, kau tahu kenapa lagu itu? Kau tahu kenapa diam? Semuanya
bukan serba kebetulan. Mari kuceritakan! Bertemankan kesedihan, lagu itu
datang. Mengalir dalam angin malam. Membawa sebuah sikap yang jarang teraba dan
bisa diterima, diam. Aku menjemputmu bak tukang ojek online yang kini marak.
Tepat di depan rumah tetanggamu aku berhenti. Menunggumu keluar rumah. Jujur,
aku takut jika harus mengetuk pintu rumahmu. Karena bagiku, mengetuk pintu
rumahmu adalah hal menakutkan no 2 setelah skripsi yang tak kunjung dapat ACC. Mencoba
mengirim pesan, tapi apa daya signal saat itu tak mau kujadikan teman. Ada 2
pilihan saat itu, memberanikan diri mengetuk pintu atau pulang dan tidur. Kalau
bukan kamu yang kujemput, pulang dan tidur adalah jalanku.
H, malam itu adalah malam dimana aku menjadi sangat berani.
Sepertinya sikap pengecutku sedang berhalangan hadir. Malam yang tepat untuk
menyatakan semua isi hati yang telah lama terkunci dalam kotak Pandora bernama
hati. Sedangkan kamu adalah pembawa kunci kotak itu. Dalam balutan asap
knalpot, kubonceng dirimu. Saat itu sebenarnya sudah menjadi hal paling bahagia
dalam hidupku. Ah, jikalau bisa, aku tak ingin menarik pedal gas, agar motor
itu tak pernah sampai di tujuannya.
“…
Such a lonely day
Shouldn't exist
It's a day that I'll
never miss
…”
H, katamu, kesempatan
itu tak pernah datang dua kali. Tapi kataku, kesempatan itu datang setiap saat,
hanya kita tak pernah tahu kapan datangnya. Tapi karena kamu adalah ratu di
malam itu, maka kesempatan itu memang tak datang lagi. Hatimu telah mati untuk
sosokku. Kunci yang seharusnya ada padamu, kini telah kamu buang jauh
dihamparan lumpur di peternakan babi. Malam itu, hujan tak turun, langit masih
hitam, bintang masih seperti itu sama meskipun kita melihat di umur yang
berbeda. Malam itu seperti malam pada umumnya. Tak ada yang istimewah atau ada
sesuatu yang “wah!”. Tapi bagiku, malam itu adalah malam yang tak seharunya
terjadi dan tak akan pernah terlupakan sampai saat ini. Rasa bahagia bercampur
aduk dengan lumpur kesedihan yang paling dalam. Semoga kamu masih mengingat
malam itu.
Tentang Cinta oleh Ipang
“…
Sekilas tentang dirimu
yang lama ku nanti
Memikat hatiku jumpamu
pertama kali
Janji yang pernah
terucap tuk satukan hati kita
Namun tak pernah
terjadi
…”
Sumber : Google.com |
H, setelah sekian lama penantian. Menunggu, menunggu, sampai
batang terakhir rokokku, aku masih menunggu. Mengharapkan satu jawaban yang
mungkin bisa datang tiba-tiba. Atau berharap kamu akan datang, duduk di
sampingku dan bercengkerama tentang semua hal. Mendoakan agar kamu tiba-tiba
memberi kesempatan. Tapi itu semua tak pernah terjadi. aku hanya membohongi
diriku sendiri bahwa suatu saat, pada saat itu kamu akan hadir. Namun
kenyataannya itu semua tak pernah terjadi sampai saat ini. bahkan kini semakin
jauh tak terjamah.
H, kamu itu cantik. Ah, mungkin kamu sudah bosan dan telah
menganggap kata itu sebagai angin kemarau. Dari manapun, siapapun, bahkan
mungkin jika orang gila diberikan waktu satu detik agar kewarasannya kembali,
saat melihatmu dia akan berdecap kagum dan berkata, “kamu cantik sekali!”
H, mungkin aku beruntung bisa mengenalmu. Lebih beruntung
lagi karena kamu juga pernah mencintaiku. Coba pikir, kurang beruntung apa lagi
aku? Tapi aku bodoh. Hanya pandai dalam memasukkan angka pada rumus phytagoras
dan aljabar. Jika dipaksa untuk merasakan, nilaiku tak pernah mencapai batas
nilai terendah untuk dinyatakan lulus suatu pelajaran. Tapi cinta tak bisa
dinilaikan. Hanya dapat dirasakan bukan? Oleh karena analogi konyol itulah aku
menjadi bodoh.
H, ini adalah paragraph terakhir. Aku kini sudah tak bisa
menjangkaumu. Tak akan lagi bisa melihatmu tersenyum. Senyum yang menghadirkan
simpul paling rumit sedunia, tapi indah dilihat mata. Aku hanya ingin sekali
lagi berjumpa denganmu. Menatap mata indahmu yang berkaca mata. Menatapnya
sekali lagi dan terakhir. Masih bolehkan aku menatap matamu? Jika boleh,
dengarkanlah semua lagu yang sengaja kutulis untukmu ini. tak perlau berlebihan
menanggapinya, hanya dengarkan sesuai fungsinya. Setelah kamu mendnegarkan,
jika ingin dihapus silakan. Cewek cantik bebas melakukan apapun yang dia sukai.
Itu yang sering kali kuucapkan jika melihat cewek cantik bertindak semaunya.
Bukan aku mendukung, hanya pantas.
Aku tak tahu harus mengakhiri ini seperti apa. Biasanya ada
kesimpulan. Juga ada cerita happy ending yang tersemat. Kali ini saja, akan
kubiarkan ini selesai oleh tanda (.) yang berfungsi sebagai akhir dari suatu
kalimat.
“…
Mungkinkah masih ada
waktu
Yang tersisah untukku
Mungkinkah masih ada
cinta dihatimu
Andaikan saja aku tau
Kau tak hadirkan
cintamu
Ingin ku melepasmu
dengan pelukan
Sesal yang datang
selalu takan membuat mu kembali
Maafkan aku yang tak
pernah tau
Hingga semuanya pun
kini telah berlalu
Maafkan aku
Maafkan aku
…”