Sabtu, 15 November 2014

Melati

Tersebutlah sebuah nama samaran (panggil saja Melati). Sebongkah daging seperti kita yang bernyawa, berparas cantik, memakai hijab dengan aksen modern, dan yang lebih penting sudah punya cowok (denger-denger sih cowoknya itu bla...bla...bla...).

Melati menempuh pendidikan kuliahnya di salah satu ibu kota propinsi di negara Indonesia. Tepatnya salah satu propinsi di pulau Jawa bagian tengah, di salah satu politeknik yang kenamaan di kotanya. Kalau hitungan asal-asalanku benar, sekarang dia semester 5. Sedangkan cowoknya sendiri sedang menempuh pendidikan kuliahnya di kota Malang di salah satu universitas negeri yang termashur. Prodi apa ya...lupa gue. Kalau seinget gue prodi yang diambil cowoknya Melati itu berhubungan dengan hukum tapi apa ya...lupa pokoknya. Intinya dia kuliah di Malang semester 3.

***

Gue kenal Melati saat masih duduk di bangku SMA dan selama 3 tahun berturut-turut selalu satu kelas. Sebenarnya juga bosen sekelas melulu, gak ada tampang baru, yang ada hanya tampang keriput yang gue sendiri udah bosen ngeliat. Masih untung-untungan gue pas ngeliat tampang temen sekelas gak mual lantas muntah di setiap wajah mereka. Atau mungkin biasanya gue kalau liat muka orang yang bikin bosen itu langsung boker dikit di celana, untung aja gak kayak gitu.

Yang bikin gue bosan selama 3 tahun sekelas dengan hasil pembuahan setiap orang tua mereka bukan karena tingkah mereka, tapi karena wajah mereka. Ya, wajah mereka yang terlihat jelas berwajah mesum tapi tertutup dengan kepolosannya. Sehingga ketika mereka berbuat mesum dengan lihainya bilang "maaf ya aku tadi gak bermaksud mesum, aku kan anaknya polos jadi gak tahu." Enak banget mereka. Njir!

Kembali ke sosok Melati. Di tengah wajah-wajah mesum mereka, terselip paras cantik nan menawan milik Melati. Tubuh seksi yang mendekati kurus miliknya menambah nilai plus dari parasnya. Mengenai rambutnya seperti apa, gue sendiri gak begitu tahu, masalahnya Melati pas di sekolah kan pake hijab. Oh ya, bibirnya men. Bibirnya Melati begitu merekah seperti bibir yang terkena efek camera 360. Jadi kepengen gue cium itu bibir. Hehehe. Kalau masalah kecerdasan sih Melati bisa digolongkan sebagai anak pintar tapi kadang juga bisa masuk ke golongan anak yang (maaf) bloon. Alasannya, hanya aku, Melati dan Tuhan yang tahu. :p

Hubungan gue sama Melati sih hampir pernah menyentuh daerah pacaran. Gue bilang hampir karena memang gue sendiri nggak pernah nembak Melati dan Melati sendiri juga nggak pernah bilang kalau dia mau jadi cewek gue. (Ya iyalah, gue aja nggak pernah nembak. Jadi gue ya yang bloon). :D

*ceritanya ini udah kelas 3 semester II*
Hubungan gue yang udah jauh dari Melati, harus semakin jauh karena gue sempet nyekik cowoknya Melati. Ceritanya panjang bingits, tapi gue akan mencoba menceritakan sekenanya.

Alkisah saat itu hari Jum'at pagi menjelang siang. Pelajaran PKn harus kami terima sebelum kelas dipulangkan. Di tengah-tengah pelajaran yang bikin gue eneg itu ada waktu jeda istirahat 15 menit. Di waktu itu gue capcus ke kantin demi menyelamatkan nyawa gue dari PKn. Sarapan, minum es jeruk, ngemil, dan yang terakhir yang gue lakuin di kantin adalah membawa cemilan untuk di kelas. Waktu itu gue bawa keripik ketela. Semua tampak baik-baik saja sesaat sebelum gue mau masuk ke kelas yang tinggal 20 menitan itu.

Di depan pintu kelas, gue yang masih ngemil keripik, datanglah Melati dan kampret-kampretnya dengan terengah-engah. Setelah menata nafas pendeknya, Melati mendekat ke gue seraya minta keripik yang sedang asyik gue lahap. Gue yang seketika itu menyodorkan tangan kiri agar Melati bisa ngambil sendiri keripik semaunya, dan tangan kanan gue yang membawa keripik yang mau gue jejelin ke mulut gue sendiri. Yang terjadi malah sebaliknya, Melati langsung nyodorin mulutnya ke tangan kanan gue. Dalam hati sih gue udh ada prasangka buruk, "kalau kejadian ini di liat sama kampret-kampretnya Melati, pastinya si kampret bakal bilang sama cowoknya dan DUAARRR, gue pun bakal duel nih." Dan alhasil, hari Sabtunya terjadilah insiden gue nyekik leher cowoknya Melati yang masih bau popok (cowoknya Melati emang adik kelas). Namun sayangnya, belum puas gue nyekik dan ritual-ritual perkelahian lainnya, gue udah harus dipisah sama temen sekelas gue yang sok-sok an mau jadi pahlawan. *end

Itulah alasannya hubungan gue sama Melati merenggang jauh. Ditambah lagi Melati kuliah nun jauh di sana. Ya emang hanya perlu waktu 3 jam biar bisa nyampe di kos nya Melati, tapi entar malah pas nyampe di kosnya, gue dikira mau merkosa dia, repot kan?

Tapi seenggaknya sekarang hubungan gue sama Melati sedikit membaik, setelah beberapa waktu yang lalu pas gue di Malang, gue nggak sengaja ketemu sama cecunguk bau popok itu dan bisa bercengkerama sekenanya. Meskipun dia dulu sih yang nyapa gue. Hehehe.

Postingan ini gue tujuin untuk mengenang jasa Melati yang udah berhasil bikin gue masuk BK dengan tuduhan penganiayaan dan pencekikan terhadap adik kelas yang polos. Njir. [] masupik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))