“…”
Selang beberapa waktu Pras pun
memulai presentasinya.
“… Struktur modal merupakan pilihan
pendanaan antara utang dan ekuitas. Sedangkan teori yang menjelaskan hal
tersebut antara lain Teori Trade-Off, Teori Pecking Order, dan beberapa teori
lainnya yang akan kami coba jelaskan di slide berikutnya.” Jelas Pras mengenai
Struktur Modal.
Siang itu adalah kelas Pak Rizkin,
beliau mengampu mata kuliah manajemen keuangan. Dan saat itu juga Pras dan
kelompoknya mendapat giliran untuk menjelaskan mengenai makalah tentang
struktur modal.
“Oke selanjutnya Nur Hayati akan
mencoba menjelaskan mengenai modal itu sendiri.” Sambung Pras mempersilahkan
Nur Hayati.
Kelompok Pras hanya terdiri dari 2
orang saja, Pras sendiri dan Nur Hayati. Harusnya memang bertiga, tapi karena
suatu hal 1 orang sisanya tak bisa ikut dalam mempresentasikan tugas makalah
itu.
Dengan melihat slide presentasi yang
sudah disiapkan dengan rapi oleh Pras untuk membantu mempermudah dalam
presentasinya.
“Modal sendiri adalah hak atau
bagian yang dimiliki perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau
laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap
seluruh utangnya.” Penjelasan Nur Hayati.
Sambung Nur Hayati. “Dan dalam
mempelajari mengenai struktur modal itu, ada beberapa teori yang digunakan
untuk mengukur struktur modal tersebut. Dan beberapa teori tersebut adalah…”
Pras pun meneruskan kata-kata Nur.
“Beberapa teori tersebut adalah, yang pertama Teori Pendekatan Tradisional. Dalam
teori ini struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana
struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang
optimal.”
Pak Rizkin pun menghentikan
penjelasan Pras.
“Pras, coba berikan contoh mengenai
Teori Pendekatan Tradisional yang sudah kamu jelaskan tadi!”
Pras pun mencoba berfikir
mencari-cari contoh yang tepat untuk penjelasannya. Sedangkan Nur Hayati juga
sibuk membuka-buka buku referensi barang kali menemukan contoh mengenai Teori
Pendekatan Tradisional.
“… Jadi contohnya seperti ini pak.”
Pras memulai kalimatnya.
“Contoh dari Teori Pendekatan
Tradisional adalah kita tahu bahwa modal salah satunya bisa didapatkan dari
saham. Baik itu saham preferen maupun saham biasa. Dan hubungannya dengan teori
tersebut yang menyebutkan struktur modal dapat berubah agar diperoleh nilai
perusahaan yang optimal. Ketika saham suatu perusahaan memiliki harga yang
tinggi (mahal) berarti secara tidak langsung nilai perusahaan itu juga baik.
Karena nilai perusahaan itu baik, maka jadilah harga saham itu tinggi (mahal).”
Akhiri Pras dengan menatap pada pak Rizkin.
Sementara Pras yang menatap pak
Rizkin dengan harapan pak Rizkin puas dengan contoh yang diberikan Pras.
Tiba-tiba ada satu anak yang datang terlambat pada pagi hari itu. konsentrasi kelas
yang sedari tadi tertuju pada Pras dan Nur Hayati pun terpecah karena
kedatangan Dimas yang terlambat.
“Maaf pak saya terlambat.” Kata
Dimas menjelaskan.
“Kenapa terlambat?” tanya pak
Rizkin.
“Ketiduran pak.”
“Ya sudah, silakan duduk.” Pak
Rizkin mempersilahkan Dimas untuk duduk.
“Dilanjutkan presentasinya. Tadi
sampai mana?” tanya pak Rizkin pada yang lain.
“Contoh Teori Pendekatan Tradisional
pak.” Sahut Kirana yang duduk paling depan.
“Tadi Pras sudah memberikan contoh
apa belum?” tanya pak Rizkin seolah-olah mempermainkan Pras yang tadi sudah
memberikan contoh.
“Beluuuuummm pak.” Jawab teman
sekelas yang mendukung pak Rizkin agar Pras mengulangi penjelasan panjang
lebarnya mengenai contoh Teori Pendekatan Tradisional. [] masupik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))