Perempuan…. Sosok yang tidak bisa kita lepaskan dalam hidup
kita. Ibu kita seorang perempuan. Sebagai cowok normal, melihat cewek cantik
pasti tertarik. Kita menjelekkan perempuan berarti ibu kita ikut dalam kategori
jelek, secara dia perempuan. Tapi ketika kita memuji perempuan, jaman sekarang
perempuan sudah tidak pada kodratnya. Serba salah, tapi kita harus berani
mengulasnya.
Setelah pulang dari teraweh ke-15 untuk mereka yang memulai
puasa hari Minggu. Aku sedikit terusik dengan sosok perempuan atau mungkin
cewek lebih tepatnya.
Bagaimana aku tidak terusik, mereka berangkat teraweh bukan
untuk melaksanakan shalat teraweh, tapi malah asyik ngerumpi di belakang. Memang
niat orang beda-beda, tapi setidaknya ini adalah musholah, banyak orang mencoba
sholat serius dan itu butuh ketenangan. Eh, malah yang belakang ngerumpi. Masih
mending mereka ngerumpi saat belum dimulainya shalat, tapi ini shalat sedang
berlangsung malah ngrumpi satu sama lain.
Memang tak ada yang menegur atau sekedar mengingatkan, tapi
setidaknya sadarlah, mereka ke musholah tujuannya apa. Kalau memang tujuannya
mau ngerumpi, setidaknya menghormati yang sedang melaksanakan shalat.
Tidak selesai sampai di situ saja. Saat adzan belum
berkumandang, aku sudah menunggu di musholla. Selang beberapa menit, datanglah
2 orang cewek. Mereka (dua orang cewek) memang wajar, tak ada yang aneh dari
mereka. Hanya yang membuatku sedikit terusik adalah pakaian yang mereka
kenakan. Okelah, aku pria normal. Melihat cewek berpakaian seksi aku juga suka.
Tapi ini musholla, hormatilah sedikit dengan berpakaian yang wajar. Bukan malah
memakai hot pants. Memang, Tuhan tidak memberikan batasn untuk berpakaian. Yang
Tuhan tuliskan di Al Quran hanya kenakanlah pakaian yang menutup aurat, bersih,
dan suci. Tak ada spesifikasi pakaian yang seperti apa yang meneutup aurat.
Mereka menggunakan hot pants. Oke itu memang menutup aurat. Tapi
setiap lekukan badan terlihat jelas. Sampai-sampai, ketika si cewek ngangkang,
bentuk miss V nya juga terlihat. Oke, aku menikmati itu, sungguh menikmati. Tapi
hormati lah, ini musholla. Kalau di jalan, atau di tempat selain musholla dan
tempat ibadah, kalian bebas mau makai pakaian model apa saja. Tak ada yang
melarang. Jadi, tunggulah saat di jalan, baru gunakan hot pants.
Jadi intinya, setidaknya kita tahu kapan harus menggunakan
hot pants. “Tempatkan sesuatu pada tempatnya” mungkin itu kata yang pas. Tuhan diam
bukan berarti Dia (Tuhan) setuju, Tuhan diam karena memang belum saatnya Dia
(Tuhan) berbicara. [] masupik
Bapak saya juga waktu itu pergi teraweh liat temen saya pake celana pendek langsung 'ngomel' di rumah. Dan sekarang kaum hawa di rumah saya, disuruh solat di rumah aja. Di mushola, perempuan malah berisik. Kata bapak saya, ibu-ibu ke mushola malah cerita lauk saur -_-
BalasHapusMaaf ya baru bisa me-replay.
HapusMbak harusnya sangat bersyukur memiliki ayah sedemikian rupa, yang peduli terhadap anak perempuannya. memang sangat sulit untuk menerima hal demikian. Apalagi saat teman-teman kita ngomong seperti ini "ah, kamu ini gak gaul, kuper. Jaman sekarang kok 'ndekem' di rumah." Pasti akan ada gejolak yang datang. Tapi mbak harus ingat, kalau islam datang dengan tersing, dan orang yang selamat adalah mereka yang terasing karena kebenaran. jadi mari sama-sama berusaha menjadi orang yang baik. Terima kasih kunjungannya. =))
yaah, namanya kebebasan mas. Atas nama demokrasi apapun bisa terjadi. Kebebasan berperilaku tidak ada batasan yg syar'i. Memang menyenangkan ketika hidup dalam sistem Islam yang menaungi keberagaman. Mari, kita berjuang!! :))
BalasHapusIya mas, kita juga tidak menyalahkan. Kita hanya berusaha mengingatkan.Mari sama-sama "watawa shoubil haqqi, watawa shoubil shobri" saling mengingatkan perihal kebenaran dan saling mengingatkan kesabaran. Terima kasih telah berkunjung. =))
Hapus