Senin, 14 Juli 2014

Hujan, Rahmat atau Laknat



BACALAH DAN PAHAMILAH!
Alhamdulillah, pagi kemarin, tepat Ramadhan ke-15 hujan turun mengguyur bumi Ronggolawe, Tuban. Meskipun hujan pagi ini bukan pertama kalinya turun di bulan Ramadhan, tapi hujan pagi ini adalah hujan yang menyegarkan. Bagaimana tidak, mari kita fikirkan sejenak saja.
Dari awal Ramadhan kita sudah berpuasa, menahan perut dari makanan dan minuman, serta hawa nafsu yang di bulan lainnya selalu kita turuti. Tapi di bulan Ramadhan ini, kita berusaha keras menahannya. Puasa selama hampir 13 jam yang kita lalui bersama terik matahari, pastinya telah membuat kita lemas. Dan sekarang, tepat di pertengahan Ramadhan, Tuhan sedikit memberikan kasih sayangnya dengan menurunkan air mata surga (baca : hujan). Tuhan menahan matahari yang biasanya menjadi raja, agar intensitas cahayanya sedikit dikurangi dengan awan mendung sebagai penahan. Jadi hujan pagi tadi sangat menyegarkan, yang selanjutnya kita sebut “hujan sebagai nikmat”.


Hujan pagi kemarin yang berlangsung sampai sekitar pukul 12 siang, membuat kegiatan ekonomi masyarakat Bulu, Tuban sedikit senggang. Jalan-jalan pedesaan yang biasanya penuh dengan bentor, pejalan kaki, dan beberapa mobil pick up, terasa lenggang. Guyuran air yang turun sedikit deras membuat kami yang berpuasa, enggan untuk meninggalkan tempat hangat.
Beberapa jam sebelumnya, tepatnya saat adzan shubuh berkumandang. Mesjid yang biasanya penuh, kini hanya beberapa baris terdepan saja yang terisi. Selain itu, nobar piala dunia yang biasanya ramai dengan gemuruh suara teriakan kemenangan dan kadang teriakan ejekkan, kini juga sepi. Hanya ada layar besar yang terpampang jelas sedang menanyangkan pertandingan perebutan juara 3 Brasil vs Belanda.
2 rakaat shubuh telah aku kerjakan dan syukur Alhamdulillah dengan berjama’ah. Kulangkahkan kaki ini untuk pulang dengan segera, karena ingin menonton pertandingan bola pagi ini. Pertandingan yang dimenangkan oleh Belanda (yang kebetulan aku fansnya) dengan 3-0 atas Brasil, mampu menempatkan Belanda sebagai juara 3. Meskipun kurang memuaskan, tapi cukuplah.

Siang ini sebelum aku mengetikkan yang kalian baca sebelum paragraf ini. Aku menyempatkan membaca sebuah satu judul dalam sebuah buku yang ada di mejaku. Judul yang aku baca adalah mengenai hujan. “Hujan, Rahmat atau Lakanat”, demikianlah judul tulisan pada sebuah buku.
Dalam tulisan itu, dipaparkan mengenai hujan. Hujan bisa berupa Rahmat (nikmat) seperti pada paragraf awal. Dan hujan sebagai laknat (musibah). Ketika hujan turun, lantas kita bisa mensyukuri turunnya hujan itu, niscaya Tuhan akan memberikan sebuah rahmat setelah turunnya hujan. Dan itu sudah kita ketahui jauh-jauh hari. Sementara jika hujan yang turun menimbulkan keluhan, lenguhan, makian, lalu banjir bandang, lalu bencana tiba, sesungguhnya hujan adalah musibah. Tetapi, tetap saja dalam musibah tersebut ada cinta, ada rahmat-Nya, dan Tuhan kita membungkus cinta itu dengan cobaan.
Jadi sedikit kesimpulan yang dapat ita dapatkan adalah, semua itu bergantung pada diri kita. Ketika kita bisa bersyukur dengan apa yang ada, maka segala sesuatunya akan menjadi rahmat bagi kita. Tapi jika hanya keluhan dan makian yang hanya bisa kita lakukan, maka sudah pasti, kita akan merasakan segala sesuatunya sebagai cobaan. Meminjam kata Albert Einstein, “Tuhan itu ada, tapi Dia tidak jahat”. Jadi segala cobaan yang diberikan Tuhan pada kita, tentunya di balik cobaan itu, ada cinta dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira besarnya. [] masupik

5 komentar:

  1. Semua yang diberikan Tuhan, apa pun itu, pasti ada maknanya, Kak. Setidaknya itu menurut aku :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya seharusnya demikian mbak, tapi manusianya sendiri yang memang kadang kurang mengerti makna suata kejadian yang terjadi. Termasuk saya, hehehe. Terima kasih kunjungannya =))

      Hapus
  2. Hujan itu berkah lho. Malah disarankan untuk berdoa kalo hujan. ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. ALLAHUMMA SHAYYIBAN NAAFI'A, saya hapal tp jarang bahkan sering lupa buat membacanya saat hujan mbak. Hehe.
      Terima kasih kunjungannya =))

      Hapus

Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))