BERFIKIR DAN PAHAMILAH!
Aku termenung melihat 2 poster besar di kamar yang selalu
terkunci dari sinar matahari. Poster gambar artis cowok yang menjadi foto model
karena film yang telah dibintanginya.
Aku sedang mencari bedak gatal, yang seingatku ada di kamarku.
Rencananya bedak itu akan kutaburkan di pinggir ketiakku yang sedari semalam
sudah gatal. Tak tahu gatal karena alergi angin malam, gatal karena dari pagi
aku belum mandi, atau mungkin gatal karena penyakit. Yang jelas saat ini sangat
gatal, dan caraku untuk mengurangi rasa gatal dengan menaburkan bedak.
Aku mencoba mengingat dimana terakhir kali bedak itu
kuletakkan, dan itu di kamarku yang selalu terkunci oleh sinar matahari pagi.
Kamarku memang sengaja tak pernah kubuka jendelanya saat pagi datang. Bukan
karena aku takut terkena sinar matahari, tapi aku lebih suka gelap daripada
terang. Karena di dalam gelap aku baru bisa berfikir secara waras (baca :
merenung). Dan saat malam hari, meskipun ada lampu yang bisa kugunakan untuk
menerangi kamarku, aku enggan untuk menyalakan lampu kamarku. Ya…alasannya
sepele, aku jarang di rumah kalau malam tiba. Sehabis adzan magrib aku sudah
kelayapan tak jelas bersama teman-teman—gila—ku. Dan saat butuh
tidur, aku bisa tidur dimana saja asal kepala ini dapat sandaran yang nyaman.
Bedak yang kuharapkan sudah di tangan dan siap kutaburkan di
pinggiran ketiak yang sudah gatal tak tertahankan. Dengan cepat bedak itu
kutaburkan pada pinggiran ketiak. Di tengah taburan bedak, aku melihat poster
yang terpampang jelas wajah 2 orang artis yang kini sudah dewasa. Melihat
pposter itu aku sedikit terbawa ke masa lalu saat aku masih mengecap anak bau
kencur dan setiap omonganku masih dianggap tidak ada harganya, kecuali sebagai
bahan tertawa mereka yang sudah dewasa.
Marcel ‘CAS’ dan Ramon ‘CAS, itu adalah
tulisan yang tertera di poster tersebut. Artis tersebut adalah Marcel
Candradinata dan Ramon Y. Tungka. Pasti kalian mengenalnya. Dalam bayanganku, kata
‘CAS’ yang juga disematkan setelah nama kedua artis tersebut adalah nama suatu
grup. Entah itu grup band atau semacamnya, pikirku saat menempelkan poster itu
tahun 2004.
Seiring berjalannya hari, bulan, dan tahun, aku juga belum
menemukan arti dari ‘CAS’ itu.
Kemudian setelah aku duduk di bangku SMA, tepatnya saat aku
dibelikan laptop kelas XI akhir. Saat aku memliki laptop, banyak sekali film
yang aku copy dari teman. Baik film luar ataupun film lokal, hampir
semua aku copy saat itu. dan salah satu film lokal yang aku copy saat
itu, ada film ‘Catatan Akhir Sekolah’ dengan Hanung Bramantyo sebagai
produsernya. Tokoh-tokoh seperti Vino G. Bastian, Marcel Candradinata, dan
Ramon Y. Tungka juga turut terlibat dalam film tersebut. Pertama kali melihat
film tersebut adalah di tv saat masih SMP, itupun tak selesai karena terlalu larut
jika aku lihat sampai selesai.
Setelah aku lulus SMA, di waktu senggang sering kali aku
melihat film-film yang ada di laptopku, meski film tersebut telah aku tonton
sebelumnya. Termasuk film ‘Catatan Akhir Sekolah’. Tapi aku belum tahu kalau
kata ‘CAS’ yang ada di poster di kamarku itu singkatan dari ‘Cataran Akhir
Sekolah’.
Jauh-jauh hari setelah aku sempat menjadi anak rantau. Aku
kembali ke kamar gelapku. Tak ada yang berubah, hanya sedikit berantakan di rak
buku yang rencananya akan kuubah sebagai perpustakaan pribadi, dengan koleksi
buku yang kukumpulkan jauh-jauh hari.
Sampai ketiakku gatal, dan ke kamar untuk mengambil bedak
gatal. Kemudian aku melihat poster itu lagi. Dan dengan pasti, kata ‘CAS’ yang
ada di poster itu bukan nama band atau apapun itu. tapi ‘CAS’ yang dimaksud
adalah singkatan dari film’Catatan Akhir Sekolah’, dimana Marcel dan Ramon
adalah salah satu tokoh utamanya.
~~~
Ada hal penting yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini.
Sekarang tahun 2014, benar kan? Mari kita sedikit menengok 1 dekade ke
belakang. Mari kita belajar dari 10 tahun yang lalu. 10 tahun yang lalu saat
dunia multimedia masih terbatas, saat film hanya bisa kita saksikan di bioskop—jika ingin melihat film
secara perdana, 10 tahun yang lalu saat harga sewa warnet untuk 1 jamnya masih
sangat mahal, saat ice cream hanya bisa dinikmati oleh golongan borjuis.
Saat berciuman dengan lawan jenis masih harus mencari tempat sepi dan jangan
sampai ada yang melihat, karena itu merupakan hal tabu dan bukan budaya timur.
Perkembangan zaman sangat pesat dan hanya bisa kita rasakan
jika kita meluangakan sedikit waktu untuk berfikir secara normal. Normal dalam
arti tak ada unsur, tak ada kepentingan, dan tak ada yang menghasut. Dengan
berfikir secara normal, kalian akan tahu bahwa banyak kejadian-kejadian kecial
di sekitar kita yang akan kita sadari saat kita beranjak dewasa dan saat kita
mau berfikir.
Maka, berfikir dan pahamilah apa yang terjadi sekarang.
Bukankah yang terjadi sekarang adalah hal yang akan kita petik di masa depan,
dan hal yang telah direncanakan di masa silam. [] masupik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))