Sabtu, 05 Juli 2014

2004


BERFIKIR DAN PAHAMILAH!
Aku termenung melihat 2 poster besar di kamar yang selalu terkunci dari sinar matahari. Poster gambar artis cowok yang menjadi foto model karena film yang telah dibintanginya.

Aku sedang mencari bedak gatal, yang seingatku ada di kamarku. Rencananya bedak itu akan kutaburkan di pinggir ketiakku yang sedari semalam sudah gatal. Tak tahu gatal karena alergi angin malam, gatal karena dari pagi aku belum mandi, atau mungkin gatal karena penyakit. Yang jelas saat ini sangat gatal, dan caraku untuk mengurangi rasa gatal dengan menaburkan bedak.

Aku mencoba mengingat dimana terakhir kali bedak itu kuletakkan, dan itu di kamarku yang selalu terkunci oleh sinar matahari pagi. Kamarku memang sengaja tak pernah kubuka jendelanya saat pagi datang. Bukan karena aku takut terkena sinar matahari, tapi aku lebih suka gelap daripada terang. Karena di dalam gelap aku baru bisa berfikir secara waras (baca : merenung). Dan saat malam hari, meskipun ada lampu yang bisa kugunakan untuk menerangi kamarku, aku enggan untuk menyalakan lampu kamarku. Ya…alasannya sepele, aku jarang di rumah kalau malam tiba. Sehabis adzan magrib aku sudah kelayapan tak jelas bersama teman-temangilaku. Dan saat butuh tidur, aku bisa tidur dimana saja asal kepala ini dapat sandaran yang nyaman.

Bedak yang kuharapkan sudah di tangan dan siap kutaburkan di pinggiran ketiak yang sudah gatal tak tertahankan. Dengan cepat bedak itu kutaburkan pada pinggiran ketiak. Di tengah taburan bedak, aku melihat poster yang terpampang jelas wajah 2 orang artis yang kini sudah dewasa. Melihat pposter itu aku sedikit terbawa ke masa lalu saat aku masih mengecap anak bau kencur dan setiap omonganku masih dianggap tidak ada harganya, kecuali sebagai bahan tertawa mereka yang sudah dewasa.

Marcel ‘CAS’ dan Ramon ‘CAS, itu adalah tulisan yang tertera di poster tersebut. Artis tersebut adalah Marcel Candradinata dan Ramon Y. Tungka. Pasti kalian mengenalnya. Dalam bayanganku, kata ‘CAS’ yang juga disematkan setelah nama kedua artis tersebut adalah nama suatu grup. Entah itu grup band atau semacamnya, pikirku saat menempelkan poster itu tahun 2004.
Seiring berjalannya hari, bulan, dan tahun, aku juga belum menemukan arti dari ‘CAS’ itu.
Kemudian setelah aku duduk di bangku SMA, tepatnya saat aku dibelikan laptop kelas XI akhir. Saat aku memliki laptop, banyak sekali film yang aku copy dari teman. Baik film luar ataupun film lokal, hampir semua aku copy saat itu. dan salah satu film lokal yang aku copy saat itu, ada film ‘Catatan Akhir Sekolah’ dengan Hanung Bramantyo sebagai produsernya. Tokoh-tokoh seperti Vino G. Bastian, Marcel Candradinata, dan Ramon Y. Tungka juga turut terlibat dalam film tersebut. Pertama kali melihat film tersebut adalah di tv saat masih SMP, itupun tak selesai karena terlalu larut jika aku lihat sampai selesai.
Setelah aku lulus SMA, di waktu senggang sering kali aku melihat film-film yang ada di laptopku, meski film tersebut telah aku tonton sebelumnya. Termasuk film ‘Catatan Akhir Sekolah’. Tapi aku belum tahu kalau kata ‘CAS’ yang ada di poster di kamarku itu singkatan dari ‘Cataran Akhir Sekolah’.

Jauh-jauh hari setelah aku sempat menjadi anak rantau. Aku kembali ke kamar gelapku. Tak ada yang berubah, hanya sedikit berantakan di rak buku yang rencananya akan kuubah sebagai perpustakaan pribadi, dengan koleksi buku yang kukumpulkan jauh-jauh hari.
Sampai ketiakku gatal, dan ke kamar untuk mengambil bedak gatal. Kemudian aku melihat poster itu lagi. Dan dengan pasti, kata ‘CAS’ yang ada di poster itu bukan nama band atau apapun itu. tapi ‘CAS’ yang dimaksud adalah singkatan dari film’Catatan Akhir Sekolah’, dimana Marcel dan Ramon adalah salah satu tokoh utamanya.
~~~
Ada hal penting yang ingin aku sampaikan dalam tulisan ini. Sekarang tahun 2014, benar kan? Mari kita sedikit menengok 1 dekade ke belakang. Mari kita belajar dari 10 tahun yang lalu. 10 tahun yang lalu saat dunia multimedia masih terbatas, saat film hanya bisa kita saksikan di bioskopjika ingin melihat film secara perdana, 10 tahun yang lalu saat harga sewa warnet untuk 1 jamnya masih sangat mahal, saat ice cream hanya bisa dinikmati oleh golongan borjuis. Saat berciuman dengan lawan jenis masih harus mencari tempat sepi dan jangan sampai ada yang melihat, karena itu merupakan hal tabu dan bukan budaya timur.
Perkembangan zaman sangat pesat dan hanya bisa kita rasakan jika kita meluangakan sedikit waktu untuk berfikir secara normal. Normal dalam arti tak ada unsur, tak ada kepentingan, dan tak ada yang menghasut. Dengan berfikir secara normal, kalian akan tahu bahwa banyak kejadian-kejadian kecial di sekitar kita yang akan kita sadari saat kita beranjak dewasa dan saat kita mau berfikir.
Maka, berfikir dan pahamilah apa yang terjadi sekarang. Bukankah yang terjadi sekarang adalah hal yang akan kita petik di masa depan, dan hal yang telah direncanakan di masa silam. [] masupik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))