Bukankah wajar jika nafsu dan terangsang menyelinap,
bersembunyi di balik ungkapan cinta yang tulus? Mungkin itulah saat kita harus
duduk bersama.
Bibir ini telah bercumbu melebihi apa yang seharusnya
dilakukan oleh sepasang kekasih seperti kita. Bibirmu dan bibirku telah larut
oleh lautan nafsu kala itu. Kau tentu saja masih sangat ingat dengan semua itu
bukan? Kau harus kurayu bahkan dengan sedikit dorongan agar ciuman itu bisa
berlangsung harmonis. Namun setelahnya, kau pun menikmati, merasakan, bahkan
kau mulai melakukannya tanpa ada dorongan hasratku. Bukankah saat itu, meskipun sebelumnya aku berencana membuka
kancing bajumu tapi dengan tegas kau menepisnya? Tapi setelahnya, kau relakan
dan amalkan semuanya dengan rela anggota tubuhmu untukku. Apa itu salahku jika
aku memulainya tapi berhenti lantas kau melanjutkannya dengan inisiatifmu? Ah,
kenangan itu begitu menawan dan membekas di ujung jari.
Di saat nafsu, rangsangan biologis mulai menggelitik. Kita
lakukan semuanya atas nama cinta. Cinta yang pernah aku ungkapkan padamu. Hanya
berupa teks panjang, bisa dihapus, dan lupa. Lewat sebuah pesan singkat 140
karakter, cinta itu kau terima juga dengan 140 karakter bahkan kurang.
Awalnya kita hanya bercengkerama bak omongan penting sebuah
kongres perdamaian dunia. Perang nuklir, genosida, bahkan teroris kita bahas
dengan segala argumen picik yang ada. Siapa lebih baik dari siapa. Apa yang
lebih hebat dari apa. Semuanya terpapar lebar. Hamparan salam yang acap kali
kuucapkan dan kau katakan, juga jawaban yang juga kita sampaikan. Tentunya kau
masih mengingat saat itu bukan. Sebuah keadaan mesra, tak terencana. Sebuah
aura yang membuat kita terbang tinggi, semampai, menjulang, lalu kita sama-sama
jatuh dalam muka masam tak berdaya.
Aku yang sekarang tak lebih baik dari yang dulu. Aku yang
sekarang juga tak lebih hina, kotor dari yang dulu. Hanya saja, aku lebih
nyaman dan tentram jika kau menyebutku dan menyematkan “kau tak lebih baik dari
yang dulu” di setiap monolog indahmu. [] masupik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang bijak, selalu meninggalkan jejak =))